Perkembangan teknologi
Tidak dapat
dipungkiri bahwa teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Terkadang
hanya dengan bermodalkan imajinasi dan pengetahuan,kalian dapat menciptakan
sebuah teknologi baru, entah itu akan berdampak positif ataupun negatif. Untuk
kalian yang pernah menonton SAO atau dikenal dengan Sword Art Online pasti
kalian dapat melihat kesamaan teknologi tersebut dengan alat yang baru saja
tercipta, yaitu VR.
VR atau Virtual
Reality adalah sebuah teknologi yang berisikan simulasi komputer dan membuat
penggunanya sekana – akan dapat berinteraksi didalam dunia maya tersebut. Seakan
ingin membuatnya semakin realistis, VR dilengkapi dengan berbagai macam
peralatan tambahan yang membuat panca indra mampu merasakan seperti berada di
lingkungan tersebut. Teknologi ini terima dengan sangat cepat di masyarakat,
tidak terkecuali Indonesia.
Untuk di
Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan yang telah mengembangkan teknolgi
VR,antara lain Festivo, DCIMAJI, Magnate, ARnCO, Octagon Studio,dan lain – lain
yang saatini tergabungdalam Indonedia VR/AR Association(INVRA). Seakan ingin
mengsukseskan keberadaan VR ini, sebuah film yang bertajuk tentang VR dirilis
dengan judul “Ready Player One dan sukses besar dilayar kaca.
Tetapi di lain sisi, terkadang
banyak orang yang tidak memikirkan efek samping dari teknologi yang baru saja muncul. Berikut adalah dampak
negatif kacamata VR:
- Berdasarkan banyak manfaat yang didapat, pengguna akan kecanduan dunia yang diciptakan teknologi VR dibandingkan dunia nyata
- Saking asiknya, pengguna akan menghabiskan banyak waktu untuk bermain
- Penggunaan yang terlalu lama dapat mengganggu kesehatan mata
- Munculnya penyakit Cybersickness. Penyakit ini diderita akibat penggunaan smartphone atau gadget yang berlebihan. Gejala dari penyakit ini adalah pusing, mual, serta mengganggu keseimbangan saat menggunakan gawai. Penyakit ini terjadi saat kita melihat pergerakan layar, namun pergerakan tersebut tidak dirasakan, khususnya saat bermain game balap atau menggulung permukaan layar dengan cepat. Menurut Thomas Stroffregen, yaitu seorang profesor di Universitas Minessota yang melakukan studi Cybersickness menyebutkan bahwa semakin realistis tampilan gambar, maka semakin mudah terserang Cybersicknes
- Terkadang, pengguna masih merasakan sensasi dunia virtual walaupun sudah berada di dunia nyata.
Oleh karena
itu, ada baiknya jika kalian tetap bisa menahan diri untuk tidak memainkan
teknologi VR ini berlebihan.
Komentar
Posting Komentar